Mencintai proses adalah sebuah ungkapan yang teramat sederhana untuk diucapkan namun seringkali luput untuk di lakoni. Gak ada yang salah kalo ada yang berujar dari proses lah segala yang terbentuk di dunia ini berawal; tak terkecuali dengan karir , karya dan kasmaran (cinta)--jujur aja aku rada risih ngomongin point yang terakhir..--semuanya adalah melalui proses panjang yang butuh pengorbanan. Yang kurang tepat adalah kita terlalu sering kagum dengan hasil pencapaian seseorang atau kelompok ketimbang proses yang mendahuluinya. Padahal kita tidak dapat belajar banyak dari hasil pencapaian seseorang selain hanya mendatangkankan kekaguman di diri kita atau justru sebaliknya, kedengkian. Yang satu menjadikan kita pribadi inferior sedang yang lainnya menjadikan penyakit hati.
<><>$$<><>
Tak ada larangan bagi kita untuk mengagumi ataupun mengidolakan seorang tokoh, apalagi mencoba mengidentifikasikan sang tokoh kedalam kehidupan sehari-hari yang kita jalani. Semisal, ketika kita sedang berada dalam situasi dilematis fikiran kita spontan mensetting pertanyaan, apa yang kira-kira akan diperbuat oleh sang tokoh idola kita jika menemui persoalan seperti yang kita hadapi sekarang? Dengan demikian, kekaguman kita adalah kekaguman yang produktif karena mencoba memecahkan masalah dengan menggunakan alternatif pemikiran orang lain meski hal itu sifatnya jikalau, seumpama, seandainya dan seterusnya.
<><>$$<><>
True Story> dari dulu aku paling tidak suka yang namanya ngumpulin katalog pameran lukisan, meskipun bagi kebanyakan pelukis mengumpulkan katalog pameran lukisan dapat mendongkrak semangat melukis dan menemukan ide-ide. Terkadang aku termasuk salah seorang peserta di pameran lukisan tersebut, namun tetap saja tidak menggugah minatku untuk mengkoleksi katalog pameran lukisan. Kasarnya di kasih aja ogah apalagi kalo di suruh beli. Karena apa yang kita lihat di katalog tersebut adalah 'barang jadi', kita tidak pernah tahu apakah barang yang sudah jadi tersebut memang murni di kerjakan sang pelukis sendiri atau ada uluran tangan lain yang membantu selama pemrosesannya sehingga dengan demikian orisinalitas karya tersebut diragukan. Nyampe sekarang dalam usia udah kepala tiga ini, aku kok ya masih kagum dengan seorang Tino Sidin--tokoh idola masa kecilku--karena apa yang diajarkannya adalah tentang proses terjadinya sebuah karya sekaligus sebagai motivator untuk tidak takut-takut dalam menggambar sehingga besar pengaruhnya dengan buku-buku yang aku tulis. Meskipun secara kekaryaan Tino Sidin sendiri tidak terlalu menonjol, namun apa yang diajarkannya senantiasa melekat di benakku sampe detik ini.
Gangenimdua, 0301'10
No comments:
Post a Comment