comment only for blogger'S account

Apr 6, 2010

Salam Lupa Password



Hai guys ketemu lagi nih! :-)) ckckckck... udah berapa lama ya gw gak ngupdate nih blog..???..Busyettt!!!... udah sebulan lebih ding...! wah...3x jadi gak enak ati nih gara2nya. abis gimana guys?.. gw gak nyangka bakal ngalamin kejadian konyol kayak gene; lupa ama password buat ngebuka nih blog... elo bisa ngerti perasaan gw kan? gimana tiap kali ngeliat nih blog gw hanya bisa bengong lantaran status blog gw yang 'read only'... gw gak beda dengan elo2 pade dong kalo gitu ceritanya...cumen jadi penonton !

Lupa ama password sebenarnya bukan barang baru buat gw hehehe... tapi pengalaman lupa ama password buat ngebuka nih blog, bener2 bikin gw kelimpungan plus kapok tentunya... gimana gak guys? banyak ide dan gagasan yang ingin gw tuangkan ke dalam blog ini yang kandas dan akhirnya menjadi basi lantaran timingnya udah gak tepat lagi..! Toh akhirnya bisa kebuka nih blog lebih karena faktor keajaiban semata gw kira; yaitu ketika gw ngebuka buku diary gw yang kemana-mana sering gw bawa... sekedar ngebawa doang; bukan untuk dibaca atau untuk menuliskan ide yang tiba2 muncul hehehe... entah kenapa ketika sedang nyantai di sebuah tempat ( maaf gak bisa gw sebutin lokasinya tar dikira pasang iklan :-))). Iseng2 gw bolak-balikkan lembaran demi lembaran buku diary gw yang isinya campur-aduk gak beraturan... dari mulai catetan belanjaan,nomer2 telepon gak jelas( karena gak gw tulis nama empunya tuh nomer),pengalaman ngeliat peristiwa kecelakaan diatas jembatan ampera hingga visi usaha yang sedang gw rintis saat itu; pokoknya tumplek blek jadi atu. Pada
lembaran terakhir buku diary tersebut gw ngeliat kode2 yang pernah gw tulis yang terdiri dari angka,huruf kecil, dan karakter/symbol; jika di rangkai menjadi kata merupakan nama sebuah kota di Palestina yang dikuasai fraksi hamas... Ketika kode tersebut gw coba pake buat ngebuka nih blog... eureka!!! berhasil....!

Berakhir sudah penderitaan panjang gw yang gak penting ini.. dan untuk mengantisipasi berulangnya kejadian ini; password ini gw copy paste di banyak tempat hehehe...Selain itu gw pengen 'merayakan' atas kembalinya blog Narsis ini ke dalam kekuasaan gw dengan berusaha tampil beda dari sebelum2nya; yaitu mulai gw tampilin image/gambar yang berupa hasil goresan tangan gw sebagai prolognya dan sekaligus pemanis; biar gak gersang2 amat hehehe...

Jan 9, 2010

Bendera Setengah Tiang

Pasca wafatnya Gus Dur, Indonesia --sepertinya--larut di dalam lautan haru-biru . Dan seperti kepengen mengulangi sukses-sukses terdahulu--kriminalisasi KPK dan kasus Prita--para facebooker pun ramai-ramai menyuarakan wacana agar Gus Dur diangkat--secara otomatis--menjadi pahlawan nasional, tak lama setelah beliau wafat. Namun masalahnya apakah semudah itu menyematkan gelar pahlawan ? setahuku ada 141 nama yang sudah antri untuk gelar kepahlawanan, dengan kontribusi tidak kalah kecilnya kepada negeri ini. Dengan pertimbangan banyaknya 'fihak' yang antri tersebut, bukan tidak mungkin jika wacana kepahlawanan ini benar-benar teraktualisasi akan menimbulkan kecemburuan bagi sebagian rakyat lain, yang maaf, merasa antipati terhadap mendiang Gus Dur.

<><>()()<><>

Kurang begitu jelas, apakah wacana yang di gelontorkan oleh facebooker tersebut karena spontanitas yang didorong oleh perasaan berkabung yang teramat sangat ataukah hanya sekedar dukungan kepada para tokoh-tokoh politik dan publik yang sebelumnya gencar melempar wacana ini. Namun yang jelas, RI 1 sudah menghimbau kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mengibarkan bendera setengah tiang sebagai bentuk penghormatan kepada Gus Dur. Menyinggung bendera setengah tiang, apakah rakyat Indonesia secara antusias benar-benar melaksanakan himbauan RI 1 ? namun berdasarkan—subjektif--pandanganku kok kayaknya enggak semua ya, entah karena gak peduli ataukah karena tidak mendengar himbauan tersebut? Namun,sebenarnya tanpa dihimbau sekalipun jika rakyat merasakan ketokohan dan jasa-jasa Gus Dur semasa hidup benar-benar mengakar di hati mereka, pengibaran bendera setengah tiang akan dengan sendirinya mereka lakukan. Pernahkah di survey antara yang mengibarkan bendera setengah tiang dengan yang tidak; banyakan yang mana? Apakah facebooker yang melempar wacana Gus Dur sebagai pahlawan nasional tersebut juga mengibarkan bendera setengah tiang? wallahua'lam bissawab.
gangenimdua, 0901'10

<><>()()<><>

Jan 8, 2010

Perupa Yang Terlupa

Dua hari yang lalu, tepatnya pada hari rabu tanggal 06 januari 2010. Nomer simpatiku di bel oleh kak Erwan Suryanegara, waktu menunjukkan pukul 08 : 29 : 04 AM saat itu ; kak Erwan adalah salah seorang Praktisi Seni di Palembang yang kuanggap masih memiliki idealisme berkesenian yang belum terkontaminasi dengan kepentingan-kepentingan pribadi yang mendasari setiap tindakannya, tipikal seperti kak Erwan jumlahnya minoritas di kota Bari ini. Intinya ada undangan rapat sore harinya di markas HKSR (Himpunan Kesenirupawan Palembang)--singkatannya bener gak sih..? --yang membahas agenda 'seni rupa yang dihilangkan' oleh DKSS (Dewan Kesenian Sumatera Selatan) pada malam anugerah seni akhir Desember 2009 yang lalu. Aku bersedia untuk hadir meskipun duduk persoalannya tidak terlalu jelas bagiku, namun aku niatkan untuk sekedar jeda sejenak dari kesibukan-kesibukanku di depan kanvas dan komputer dan itung-itung untuk silaturahmi dengan teman-teman perupa yang sudah berbulan-bulan tidak bertemu..khawatir lupa dengan bentuk teman sendiri saking lamanya gak ketemu hehe..

<><>OO<><>

Sekitar pukul 04 PM, rapat pun digelar; titik terang sudah mulai tampak yaitu mempersoalkan tentang malam anugerah seni pada akhir desember tahun lalu, dimana seni rupa bersama-sama dengan dua cabang kesenian lainnya yaitu; sinetron dan perfileman--kalo
gak salah--tak ada satupun tokohnya yang mendapat anugerah seni dari DKSS, sementara jauh-jauh hari nama-nama kandidat dari ketiga cabang kesenian tersebut sudah dipublish di surat kabar..eh pas malam pengumuman anugerah seni tak satupun kandidat-kandidat tersebut yang mendapatkannya. Dari situlah muncul istilah 'seni rupa yang dihilangkan' yang dimaksudkan kak Erwan. Lebih jauh lagi oleh kak Erwan menjelaskan kronologisnya yaitu; berawal dari kedatangan tim penilai dari DKSS ke rumahnya pak Yan Syarief--perupa senior
Palembang--dengan maksud minta rekomendasi tentang nama perupa yang layak untuk mendapatkan anugerah seni tahun 2009 yang lalu. Pak Yan Syarief lalu di perlihatkan nama-nama kandidat perupa yang kalo tidak salah ada tiga orang; kak Erwan salah satunya. Yang menarik perhatian saya--ketika mendengar penjelasan kak Erwan itu--adalah ucapan yang tercetus dari mulut pak Yan Syarief " kok gak ada nama pak Harno?" (pak Harno adalah perupa senior di Palembang juga, yang merupakan teman bebuyutannya pak Yan Syarief). Aku pribadi kok jadi punya kesimpulan kalo pak Yan Syarief sendiri sebenarnya sudah terpolarisasi pada satu nama--sebelum kedatangan tim penilai dari DKSS-- yang menurut beliau paling layak untuk mendapatkan anugerah seni 2009 tersebut yaitu pak Harno. Hanya saja ketika melihat didaftar nama kandidat tersebut tidak terdapat nama pak Harno, pak Yan Syarief jadi kecele—tecugak--dan reaksinya tentu saja kecewa; jika kemudian pak Yan Syarief menanyakan kriteria penilaian, menurutku agak naif karena menurut pak Didik (ketua HKSRI); pak Yan Syarief sebenarnya sudah tahu kriteria penilaian tentang anugerah seni tersebut, karena ikut terlibat atau setidak-tidaknya berada didalam lingkaran ketika kriteria2 itu tengah di godog di DKSS (zamanya pak Amran Halim) dan lagi pak Yan Syarief sendiri sebelumnya sudah pernah mendapatkan anugerah seni. Lebih naif lagi ketika pak Yan Syarief memutuskan untuk tidak memilih salah satupun nama yang disodorkan tersebut hanya karena persoalan kriteria : alangkah lebih baik jika merasa ragu atau tidak sanggup untuk memilih salah satu nama kandidat tersebut, pak Yan Syarief menyerahkan mandatnya tersebut kepada perupa senior lainnya di Palembang yang jumlahnya tidak sedikit.

<><>OO<><>

Rencana Aksi> Dari hasil rapat tersebut digagas oleh kak Erwan untuk melakukan aksi protes pada hari ini (ba'da jum'atan) berupa pengantaran surat ke DKSS--rencananya dengan mengundang wartawan dan ada performance art--yang berisi tuntutan permintaan maaf dari DKSS kepada para perupa khususnya dan cabang kesenian lainnya yang merasa terzholimi. Aku pribadi setuju banget jika DKSS perlu diberi pelajaran akibat carut-marut yang diperbuatnya, bahkan dari keterangan kak Erwan diketahui juga kalo orang-orang yang terpilih mendapatkan anugerah seni dari cabang kesenian lain seperti sastra,musik, seni tari dan teater adalah orang-orang yang track recordnya diragukan. Bahkan sebaliknya, orang yang komitmen berkeseniannya benar-benar total dan sudah menggelutinya dalam jangka panjang hanya sekedar mendapatkan predikat nominator. Persoalannya apakah langkah yang diambil kak Erwan itu sudah tepat? Kalo menurutku sih ; langkah tersebut adalah langkah yang sebaiknya dijadikan sebagai senjata pamungkas saja--dikeluarkan paling terakhir--aku lebih cenderung kepada sarannya pak Didik yang menganjurkan menggunakan strategi sosialisasi terlebih dahulu di media masa dengan tujuan agar masyarakat seni khususnya dan masyarakat di Sumatera Selatan pada umumnya tahu dulu duduk persoalan yang sebenarnya. Bukan tidak mungkin setelah kasus anugerah seni ini di blow up sedemikian rupa akan memancing reaksi dari fihak DKSS untuk memberi jawaban dari sudut pandang mereka sendiri, sehingga akhirnya akan ada perimbangan opini yang bisa diambil kesimpulan oleh masyarakat yang mengikuti polemik anugerah seni tersebut. Bagaimana jika tak ada reaksi dari DKSS? Jangan lupa yang merasa terzholimi oleh DKSS bukan hanya cabang senirupa saja, aku yakin mereka yang dari cabang seni lainpun akan turut memberikan dukungan baik secara langsung dengan keikutsertaan mereka dengan aksi-aksi yang di gagas perupa atau dukungan berupa penguatan opini yang telah dipelopori para perupa sebelumnya, kalo sudah di gempur dari segala arah apa iya DKSS akan tetap diam ? Semakin memanas dan berkepanjangan polemik anugerah seni ini, pada akhirnya tidak menutup kemungkinan para petinggi Sum-Sel sendiri akan turun tangan untuk menyelesaikannya, bukankah itu jauh lebih tinggi nilainya daripada sekedar permintaan maaf dari DKSS? Sehingga ke depannya kejadian serupa takkan pernah terulangi lagi.
gangenimdua,0801'10

<><>OO<><>


 


 


 


 


 

Jan 3, 2010

Bagai Kerakap Di Atas Batu

Seharian ini aku sengaja nyempatin diri berkunjung kebeberapa blog secara acak. Maksudnya sich hanya untuk sekedar study banding--kayak anggota dewan hehe..--dalam rangka menambah wawasan perbloggeran. Dari hasil bertandang di dunia maya tersebut nampaknya ada yang harus aku garis bawahi sebagai seorang blogger kemaren sore; ternyata banyak juga ya blogger yang bikin blog sepertinya tanpa persiapan yang matang dan hanya sekedar latah belaka sehingga kelihatan banget kalo isi blognya tidak pernah di update lagi selama berbulan-bulan bahkan ada yang tidak ada isinya sama sekali.. cumen buat nampang doang ! entah kenapa tiba-tiba aku merasa sangsi dengan komitmenku sendiri untuk berblogger ria kalo ngeliat betapa banyak rekan-rekan blogger pendahuluku satu persatu mulai kehilangan semangat buat nulis dan berbagi wawasan. Bukankah mereka2 itu dahulunya sama seperti aku sekarang ini yang begitu ephoria dengan memiliki blog sehingga rajin mempostingkan blognya? apakah mereka sudah kehabisan bahan untuk dipostingkan ? atau lantaran kecewa karena blognya sepi pengunjung?

<><>oo<><>

Tapi untunglah, aku bisa kembali lagi ke jati diriku semula bahwa aku tidak seharusnya merasa sangsi dengan keputusanku menjadi seorang blogger, bukankah sudah ku jelaskan dari awal kalo untuk memutuskan memiliki blog saja aku harus menimbangnya selama hampir setahun karena bagaimanapun aku harus jujur kepada diri sendiri tentang apa motif aku sebenarnya dengan memiliki blog: Untuk di bisniskan ??? enggaklah, aku sudah bersyukur dan bahagia dengan art industri yang sudah kugeluti sejak lama karena sesuai dengan panggilan jiwaku. Satu-satunya motif yang sebenarnya ada pada diriku adalah; aku hanya ingin menjaga keseimbangan antara rasa dan rasio didalam menjalani hari-hariku ! Ketika aku terbenam di dalam keasyikan mengerjakan lukisan ataupun seni terapan lainnya itu artinya aku sedang di dominasi oleh 'rasa'/perasaan yang di menej oleh otak kananku. Sedangkan ketika aku menulis untuk blog bukankah yang paling berperanan dominan adalah 'rasio'ku yang dikendalikan oleh otak kiriku. kesimpulannya simpel ; aku hanya ingin bersikap adil pada diri sendiri sebagaimana agamaku menganjurkannya.

gangenimdua, 0301'10


 

Mencintai Proses

Mencintai proses adalah sebuah ungkapan yang teramat sederhana untuk diucapkan namun seringkali luput untuk di lakoni. Gak ada yang salah kalo ada yang berujar dari proses lah segala yang terbentuk di dunia ini berawal; tak terkecuali dengan karir , karya dan kasmaran (cinta)--jujur aja aku rada risih ngomongin point yang terakhir..--semuanya adalah melalui proses panjang yang butuh pengorbanan. Yang kurang tepat adalah kita terlalu sering kagum dengan hasil pencapaian seseorang atau kelompok ketimbang proses yang mendahuluinya. Padahal kita tidak dapat belajar banyak dari hasil pencapaian seseorang selain hanya mendatangkankan kekaguman di diri kita atau justru sebaliknya, kedengkian. Yang satu menjadikan kita pribadi inferior sedang yang lainnya menjadikan penyakit hati.

<><>$$<><>

Tak ada larangan bagi kita untuk mengagumi ataupun mengidolakan seorang tokoh, apalagi mencoba mengidentifikasikan sang tokoh kedalam kehidupan sehari-hari yang kita jalani. Semisal, ketika kita sedang berada dalam situasi dilematis fikiran kita spontan mensetting pertanyaan, apa yang kira-kira akan diperbuat oleh sang tokoh idola kita jika menemui persoalan seperti yang kita hadapi sekarang? Dengan demikian, kekaguman kita adalah kekaguman yang produktif karena mencoba memecahkan masalah dengan menggunakan alternatif pemikiran orang lain meski hal itu sifatnya jikalau, seumpama, seandainya dan seterusnya.

<><>$$<><>

True Story> dari dulu aku paling tidak suka yang namanya ngumpulin katalog pameran lukisan, meskipun bagi kebanyakan pelukis mengumpulkan katalog pameran lukisan dapat mendongkrak semangat melukis dan menemukan ide-ide. Terkadang aku termasuk salah seorang peserta di pameran lukisan tersebut, namun tetap saja tidak menggugah minatku untuk mengkoleksi katalog pameran lukisan. Kasarnya di kasih aja ogah apalagi kalo di suruh beli. Karena apa yang kita lihat di katalog tersebut adalah 'barang jadi', kita tidak pernah tahu apakah barang yang sudah jadi tersebut memang murni di kerjakan sang pelukis sendiri atau ada uluran tangan lain yang membantu selama pemrosesannya sehingga dengan demikian orisinalitas karya tersebut diragukan. Nyampe sekarang dalam usia udah kepala tiga ini, aku kok ya masih kagum dengan seorang Tino Sidin--tokoh idola masa kecilku--karena apa yang diajarkannya adalah tentang proses terjadinya sebuah karya sekaligus sebagai motivator untuk tidak takut-takut dalam menggambar sehingga besar pengaruhnya dengan buku-buku yang aku tulis. Meskipun secara kekaryaan Tino Sidin sendiri tidak terlalu menonjol, namun apa yang diajarkannya senantiasa melekat di benakku sampe detik ini.

Gangenimdua, 0301'10


 

Jan 2, 2010

Nasgor Mania

Aku termasuk penikmat nasi goreng yang akut, maksudnya ? aku tipe pemilih kalo urusan yang satu ini, sekali saja aku ketemu yang sesuai seleraku maka besok-besoknya aku di pastikan nongol lagi di tempat yang sama dalam waktu yang sama. Aku masih inget ketika masih di Jogja dulu pedagang nasi goreng favorit ku ada di krapyak--daerah lingkungan pondok pesantren--lokasinya berupa rumah tinggal dari anyaman bambu, sederhana aja sich..namun pengunjungnya, minta ampyun ramenya.. ya iyalah wong lokasinya dilingkungan pesantren, secara gitu loch..! Nasi goreng yang dijual di sana selain memang enak, jenisnya juga bervariasi ; magelangan alias nasi goreng campur mie , nasi goreng kambing, nasi goreng ayam..dan banyak lagi yang lainnya (ngutip syair lagunya bang haji..). Selanjutnya ketika aku pernah kerja di gallery lukisan di jalan Fatmawati Jakarta, di sana aku juga punya tempat makan nasi goreng favorit yang sering aku kunjungi rame_2 dengan temen_2 dengan mengendarai Fanther, lokasinya aku agak lupa namun kira_2 antara blok M dengan pertigaan Diamond, tempatnya berupa gerobak dorong dan untuk pengunjungnya di sediakan beberapa meja dengan bangku panjang untuk tempat duduk. Enak sich..! namun variasinya tidak begitu banyak, yang banyak justru porsinya hehe..

>>000<<

Dan ketika aku kembali ke tanah air beta--maksudnya Palembang ding..--disini aku pun punya tempat makan nasi goreng favorit, pada awalnya gak jauh_2 amat--dari
rumah sekitar 500 meter-- tapi kok lama_2 pengen cari yang lebih jauhan lagi biar kalo pulangnya jadi laper lagi hehe.. (bukankah kata pak ustad, kalo mau bangun paginya cepet jangan kekenyangan kalo makan malem, biar bangunnya gak males_2an). Akhirnya aku nemuin tempat makan yang menurutku ideal untuk di jadikan tempat makan favorit, karena lokasinya yang sangat strategis; di pinggir jalan besar, di tepi sungai bendung serta gak jauh_2 amat dari supermarket yang sering aku sambangi. Tempatnya berupa gerobak dorong yang bertenda, dengan meja dua buah dan tempat duduknya memanjang. Nasi goreng yang dijual tidak hanya enak namun variasinya juga lengkap dan porsinya pun banyak, selebihnya servicenya profesional banget meski banyak yang antri tapi kita gak bakalan bete
nungguin dikarenakan disediakan camilan--berupa kerupuk kecil --yang di taroh didalam tupperware, sambil nugguin itu gak berasa camilan yang awalnya penuh jadi tinggal separoh-- maruk juga hehe..--tapi kita sih gak perlu risih, karena memang pedagangnya udah mengantisipasi segala kemungkinan terburuk seperti itu terbukti camilannya sudah disiapkan ber-karung_2 plastik banyaknya. Tapi yang paling bikin ngangeni justru sambelnya itu..uenak banget! Gak tau apa aza campuran bumbunya, yang jelas sambel warna merah tua it tak kan pernah ketinggalan aku taroh di piringku jika pesanan udah datang, bahkan bisa nambah--sambel maksudnya--beberapa kali selama prosesi pemakanan itu berlangsung.

>>000<<

Demikianlah, pengalamanku berwisata kuliner tadi malem yang kutulis sebagai bentuk apresiasi pribadiku kepada pedagang nasgor yang sanggup memuaskan hasrat perutku--bahasanya serem euy..--sehingga aku bisa pulang ke rumah dalam kondisi riang gembira.

Gangenimdua, 0201'10

 

Jan 1, 2010

Lukis Potret

Malam tahun baru tadi malem di gangenimdua sedang gerimis, sehingga bau tahun barunya gak begitu berasa--aku sih
masa bodoh..--karena di luar nyaris gak terdengar bunyi apapun selain bunyi rintik2 hujan yang jatuh di atap genteng. Aku baru selesai maen AOE abis isya' tadi. Sebenarnya belum tuntas betul permainannya namun posisiku udah diatas angin, sehingga untuk menang bukan perkara sulit bagiku..musuh hanya tinggal tersisa dua dari tujuh pada awal permainan trus permainan aku save dulu untuk sementara waktu untuk menata ulang atau mengedit naskah2 didalam blogku, menulis blog nampaknya sekarang menjadi maenan baru buatku, maklum usianya baru beberapa hari jadi masih ephoria2nya.

>><><<

Mengawali tahun baru ini aku sudah di hadapkan dengan tugas pertama yang harus aku kelarkan sampe hari minggu ini yaitu melukis potret dua buah yang diorder oleh seorang mantan caleg--yang tidak mau disebutkan namanya-- yang kemaren nelpon untuk ngabarin kalo ada lagi garapan yang sudah menanti setelah yang dua ini selesai. Melukis potret sudah kusukai sejak lama karena tingkat kesulitan dan tantangannya yang tidak pernah sama, aku bukan seorang tipe pelukis spesialis yang hanya jago melukis satu tema tapi lemah di tema yang lain, aku menaruh minat yang sama tingginya jika melukis; flora, fauna, lanscape,still life,apalagi melukis portret. Namun melukis potret bagiku merupakan tema yang tersulit diantara tema2 lainnya karena kompleksitas permasalahan yang ada didalamnya : mulai dari karakter,pencahayaan,pewarnaan kulit,ekspresi,anatomi dan bagaimana 'menghidupkannya'.

>><><<

Namun dalam kehidupan sehari-hari lukisan potret--sesungguhnya--berada pada posisi yang sangat strategis dalam artian akan selalu ada orang yang ngorder lukisan potret. Maka hati2 mengklaim diri sebagai seorang pelukis, karena masyarakat awam taunya setiap pelukis itu pasti bisa melukis wajah/potret. Mereka tidak mau tau apakah seorang pelukis itu beraliran abstrak, ekspresif, dekoratif dan sebagainya, kalo mereka menyodorkan foto mereka ya udah secepatnya aja di garap. Pada dasarnya setiap manusia punya watak narsis, sehingga pelukis yang sanggup melukis potret dengan baik dan akurat akan selalu selalu mempunyai pangsa pasar dimanapun dia berada. Seorang Basuki Abdullah--maestro lukis potret--adalah salah satu contoh pelukis yang jago memanfaatkan kenarsisan manusia, sehingga setiap melukis potret biasanya hasilnya adalah lebih indah dari bentuk aslinya.

>><><<

True Story > Di kampus ISI Jogya mata kuliah lukis potret hanyalah mata kuliah pilihan bebas--mau diambil silahkan gak juga gak pa2--namun aku menganggapnya sebagai mata kuliah pilihan wajib sehingga aku ngambilnya sampe 3x kali berturut-turut--sekali lagi 3x ber-turut2 --bukan karena nilaiku jeblok hingga ngambil sebanyak itu--kalo-sekedar mendapat nilai A sekali ngambil udah dapet kok..--melainkan aku menilai mata kuliah lukis potret adalah yang paling bisa aku andalkan jika aku hengkang dari ISI kelak. Dan terbukti, asumsiku itu benar adanya.

Gangenimdua,0101'10